0
Berita SMP

Depok, Ar-Rahman Islamic School, 19/02/21. Bagi Generasi Z, mungkin sejarah pahlawan atau biografi presiden tidak lebih menarik ketimbang melodrama korea. Padahal Habibie – Ainun ceritanya sangat berkelas dan inspiratif. Atau kita boleh mencoba sandingkan antara Soekarno dengan Xiao Zhan, pasti anak milenial lebih fasih menceritakan Xiao Zhan daripada Soekarno. Padahal kita punya Presiden Soekarno yang menjadi selebritis dunia, semua negara saat itu sangat berharap disambangi oleh Soekarno.

Ada banyak hal yang membuat seharusnya menarik menjadi tidak menarik. Belajar sejarah biografi presiden Republik Indonesia seharusnya membuat siswa berantusias, namun terkadang justru sebaliknya. Hal itu terjadi karena sudah terpola di otak anak-anak dengan pola yang salah, belajar sejarah harus menghafal tanggal, nama, tempat dan kejadian. Kalau begitu polanya, wajar kalau anak-anak malas belajar sejarah. Seharusnya kita kembali ke esensi, esensi belajar sejarah adalah agar kita belajar dari sejarah, esensi kita belajar biografi tokoh adalah agar otak kita merekam jejak orang sukses yang kemudian kita ikuti pola kesuksesannya.

Masa pandemi tidak menyurutkan SMP Ar-Rahman Islamic School membuat pola-pola yang menarik dalam pembelajaran. Dalam upaya memecah kebosanan selama PJJ sekaligus mengembalikan esensi belajar sejarah, dalam hal ini kami terfokus pada pemberian keteladanan kehidupan para Presiden Republik Indonesia. Maka, kami memberikan alternatif memperkenalkan biografi presiden melalui pemanduan daring museum kepresidenan.

Dalam pemanduan secara daring, kami diperkenalkan dengan sejarah Lambang Negara Indonesia; Burung Garuda, naskah Sumpah Pemuda, lirik Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Teks Proklamasi, naskah Pembukaan UUD 1945, peta digital perkembangan wilayah NKRI dari tahun 1945 sampai 2014, ruang audio visual yang menyajikan film pendek terkait keberhasilan para presiden Indonesia, dan patung perunggu 6 (enam presiden Indonesia yang telah purna bakti. Semua itu berada di Lantai 1, Galeri Kebangsaan (Gallery of State).

Kemudian, kami dipandu ke Lantai 2 (Galeri Kepresidenan / Gallery of Honor) untuk melihat dan mempelajari profil para presiden Republik Indonesia, teks Sumpah Jabatan Presiden yang selalu diucapkan saat pelantikan jabatan presiden, koleksi asli dan replika milik para presiden, dan kata-kata mutiara dari masing-masing presiden.

Destinasi akhir adalah Perpustakaan Kepresidenan (Presidential Library) yang menyimpan buku-buku karya presiden atau buku-buku yang sering dibaca oleh para presiden.

Setelah diperkenalkan dengan profil dan karya para presiden, pemanduan daring ditutup dengan kuis yang sangat interaktif untuk menguji sejauh mana kita mengenal sejarah kehidupan para presiden Republik Indonesia. Antusiasme anak-anak luar biasa dengan melihat secara langsung barang-barang peninggalan para presiden dan juga karya-karya presiden.

Salam Sahabat Museum! Museum di Hatiku….

 

 

[Rodiyanto]

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *